Pages - Menu

Minggu, 30 Juni 2013

Kemerdekaan yang terikat Oleh Kebebasan


Setiap Saat ada harapan . . .
harapan untuk berharap lahirnya kesempatan-kesempatan . . .
melihat kemungkinan, namun kadang harus terpatahkan keadaan yang sama . . .
ya . . . mungkin seperti sungai mengalir pelan dan tiba-tiba jatuh pada satu keadaan yang membuat sebagian terhempas . . .
terhempas ketepian, lalu terbang kembali menjadi kabut kemudian awan tanpa sempat menuju lautan bahkan tak menyentuh bibir muara . . .
dalam ringkasan separuh perjalanan hidupku, sering terulang hal yang sama . . .
ini adalah sebagian proses untuk sering dihadapkan dalam benturan keras yang berbeda (kata sisi pemikiranku yang lain). . .
benturan yang tak pernah jauh kepada orang lain . . .
dia masih ada dalam diriku sendiri . . .
benturan yang kubuat dalam diriku walaupun aku tau cara melunakkannya . . .
semakin tak menjadi apa-apa . . .
hanya sekedar bisa mengambil makna dan filosofi yang aku sendiri tak tahu, dimana kegunaan pemikiran itu . . .
apakah hanya untukku atau untuk orang lain . . .
hampir tak pernah peduli dengan diri sendiri walaupun ego yang kusadari kadang setia menemani . . .
psikologi yang terbangun oleh banyak tempat dan waktu namun dengan pola yang sama . . .
retorika yang hanya kadang bisa membawa hayalan indah seadainya semua bisa dibangun oleh satu pemikiran . . .
kadang harus terpaksa, dan terpaksa itu sendiri kadang memang menjadi satu keharusan . . .
menggadaikan diri untuk keadaan-keadaan tanpa makna menurut banyak orang . . .
membuang waktu percuma . . . setidaknya bisa membuat indah keadaan walaupun dalam waktu yang singkat . . .
berpikir sederhana dan menyederhakan kesederhanaan pemikiran hingga terlohat bodoh dan kumuh . . .
tempat tak menjadi apa-apa . . .
waktu terlewati . . .
untuk sebuah wacana pembangun spiritual . . .
ya . . . itu dia, "spiritual" . . .
menghadirkan keyakinan diri akan datangnya takdir baik . . .
entah untuk diri sendiri, sekelompok, secara umum, atau juga semesta alam . . .
hingga menyiapkan diri jadi arang . . . .
untuk sesuatu yang belum kita rencanakan . . .
untuk yang belum kita siapkan . . .
selalu merasa kalah dan bersalah . . .
hmmm . . . masih kembali pada spiritualis, kekalahan adalah kemenangan buat yang lainnya . . .
itulah adil dan seimbang . . .
tanpa pengeluhan, itulah kerelaan . . .
tak harus kita menang untuk setiap pertarungan . . .
kekalahan adalah bagian kita . . .
itulah hak-hak yang kadang kita harus terima . . .
kalah terhadap orang lain, kalah terhadap keadaan, atau kalah terhadap diri sendiri . . .
hasilnya, entah menjadi cambuk sebagai proses untuk bangun, atau membiarkannya habis sebagai sekedar resiko yang menjadikan kemenangan bagi yang lainnya . . .
biarkanlah . . . semua soal presepsi . . .
banyak yang banyak berusaha, namun gagal . . .
namun kadang ada yang sedikit berusaha dan disertai ketenangan yang bisa berhasil, setidaknya ketika gagal, itulah hasil bisa didapat . . .
mungkin saja seperti pengusaha kaya yang kemudian gila karena gagal atau terlalu kaya . . .
dibandingkan pemulung yang menemukan batangan emas dalam sebuah selokan namun masih bisa sederhana, atau berubah sombong . . .
relatif . . . itulah hidup . . .
kemerdekaan jiwa yang utama . . .
merdeka menikmati kekalahan . . .
merdeka menikmati kesombongan . . .
merdeka menikmati kemenangan . . .
merdeka menikmati ketenangan . . .
merdeka menikmati kegusaran . . .
merdeka menikmati amarah . . .
merdeka menikmati kesusahan . . .
merdeka menikmati kemiskinan . . .
merdeka menikmati kekayaan . . .
merdeka menikmati kerinduan . . .
merdeka menikmati yang bisa dinikmati entah itu pahit ataupun manis . . .
sebuah metode syukur dengan menikmati apa yang telah diterima dalam bentuk apapun . . .
perjalanan tak hanya sampai disini . . . kematianpun bukan akhir dari segalanya . . .
SANG PENCIPTA terlalu indah menciptakan semuanya . . .


Bani-Celebes
Banggai 25-06-2013 04:35':35"
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar